Kebudayaan Yogyakarta

by - 6:44 PM

Ilmu Sosial Dasar
Nama: Yulia Hendro Nurmala Putri (17116848)
Dosen: Ahmad Nasher

KEBUDAYAAN NASIONAL
Pengertian Kebudayaan Nasional
    Kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang dianggap dapat mewakili serta memberikan satu ciri khas bagi suatu bangsa. Ciri khas ini adalah sesuatu yang bisa dibanggakan dan tidak dapat ditemukan di negara lain. Banyak sekali kepulauan di Indonesia memiliki kebudayaan daerah yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, dan bahasa. Kebudayaan daerah inilah yang menjadi faktor utama berdirinya kebudayaan nasional.
  Budaya nasional sendiri adalah budaya yang sudah ada dan mengakar pada suatu bangsa. Kebudayaan nasional yang terus dijaga dengan baik akan memberikan dampak yang baik bagi suatu bangsa seperti menguatnya jati diri bangsa dan ideologi bangsa dapat terlihat jelas. Kebudayaan nasional di Indonesia memiliki berbagai sifat khas yang bisa dilihat dari bahasa daerah, kesenian daerah, pakaian daerah dan juga berbagai kegiatan ada. Salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan daerah istimewa yang memiliki berbagai macam budaya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
   Yogyakarta memiliki berbagai macam situs-situs kuno yang dapat kita nikmati dan masih asri seperti yang dahulu kala. Yogyakarta, seakan identik dengan unsur kebudayaan Jawa, bahkan bisa di bilang merupakan pusat dari kebudayaan di Jawa. Yogyakarta dengan segala kekhasan budaya Jawa nya, memiliki arti simbolik di setiap bangunannya. Kraton Yogyakarta telah berganti pemimpinnya mulai dari Sri Sultan Hambengkubuwana I sampai X.
Sejarah Yogyakarta
    Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah provinsi yang berdasarkan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten PakualamanPemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945 bahkan sebelum tahun tersebut. Bebarapa minggu setelah proklamasi 17 Agustus 1945, atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945. Isi dekrit tersebut adalah "Integrasi monarki Yogyakarta kedalam Republik Indonesia". Dekrit dengan isi yang sama juga dikeluarkan oleh Paku Alam VII I pada hari yang sama.
Adat & Tradisi
    D.I. Yogyakarta memiliki berbagai macam adat dan tradisi. Upacara adat adalah salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih sering dilakukan oleh masyarakat D.I. Yogyakarta, contohnya adalah :
1. Upacara Sekaten

    Upacara Sekaten adalah sebuah upacara ritual di Kraton Yogyakarta yang dilaksanakan setiap tahun. Upacara ini dilaksanakan selama tujuh hari, yaitu sejak tanggal 5 Mulud (Rabiulawal) sore hari sampai dengan tanggal 11 Mulud (Rabiulawal) tengah malam. Upacara Sekaten diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran (Mulud) Nabi Muhammad SAW. Tujuan lain dari penyelenggaraan upacara ini adalah untuk sarana penyebaran agama Islam.

Ada beberapa pendapat mengenai asal mula nama Sekaten, yaitu:
  • Kata sekaten berasal dari kata sekati, yaitu nama dari dua perangkat gamelan pusaka Kraton Yogyakarta yang bernama Kanjeng Kyai Sekati yang ditabuh dalam rangkaian acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
  • Sekaten berasal dari kata suka dan ati yang berarti suka hati atau senang hati. Hal ini didasarkan bahwa pada saat menyambut perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, orang-orang dalam suasana bersuka hati.
  • Pendapat lain mengatakan bahwa sekaten berasal dari kata syahadatain, yang maksudnya dua kalimat syahadat yang diucapkan ketika seseorang hendak memeluk agama Islam. Pendapat ini didasari bahwa pada jaman dahulu upacara sekaten diselenggarakan untuk menyebarkan agama Islam.
Bentuk-bentuk ritus yang ditampilkan dalam acara sekaten adalah sebagai berikut :
  1. Persiapan fisik dan non fisik petugas upacara.
  2. Pengeluaran gamelan pusaka Kanjeng Kyai Sekati yang terdiri dari dua perangkat, yaitu Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Nagawilaga dari persemayamannya.
  3. Pemukulan gamelan pusaka, Kanjeng Kyai Sekati, di dalam Kraton Yogyakarta, tepatnya di bangsal Ponconiti tratag barat dan timur.
  4. Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan pada saat pemukulan gamelan, baik untuk pengunjung maupun untuk para pemukul gamelan.
  5. Pemindahan gamelan Kanjeng Kyai Sekati dari kraton ke Masjid Besar.
  6. Pemukulan gamelan Kanjeng Kyai Sekati di Masjid Besar.
  7. Kehadiran Sri Sultan ke Masjid Besar untuk mengikuti upacara peringatan hari besar Mulud Nabi Muhammad SAW.
  8. Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan untuk para pemukul gamelan Kanjeng Kyai Sekati.
  9. Penyebaran udhik-udhik oleh Sri Sultan di antara saka guru (tiang utama) Masjid Besar.
  10. Pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW.
  11. Penyematan bunga kanthil (cempaka) pada daun telinga kanan Sri Sultan pada saat pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW sampai pada asrokal (semacam bacaan berjanji).
  12. Kembalinya Sri Sultan dari Masjid Besar ke kraton.
  13. Kembalinya gamelan Kanjeng Kyai Sekati dari Masjid Besar ke persemayamannya di dalam kraton.
    Urutan atau tata cara ritual dalam penyelenggaraan upacara Sekaten terdiri dari 5 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap gamelan sekaten mulai dibunyikan, tahap gamelan sekaten dipindahkan ke halaman masjid besar, tahap Sri Sultan hadir di Masjid Besar, dan tahap kondur gongsa. Seluruh tahapan ini berlangsung selama tujuh hari.

KESIMPULAN
Kebudayaan nasional adalah suatu kebudayaan yang dianggap dapat mewakili serta memberikan satu ciri khas bagi suatu bangsa. Kebudayaan nasional di Indonesia memiliki berbagai sifat khas yang bisa dilihat dari bahasa daerah, kesenian daerah, pakaian daerah dan juga berbagai kegiatan ada. Salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan daerah istimewa yang memiliki berbagai macam budaya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Salah satu contohnya yaitu Upacara Sekaten.

DAFTAR PUSATAKA
2. rifiway26.
3. Sayanda.

You May Also Like

0 comments